SURABAYA, Kamis (2/2/2024): Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto optimistis industri "Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" atau Mice di Jawa Timur bakal tumbuh lebih besar pada tahun ini. Keyakinan tersebut dengan melihat geliat ekonomi pasca dihapusnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo akhir tahun 2022.
Adik mengatakan, ada tiga hal yang harus dilakukan agar industri ini bisa tumbuh maksimal pasca pandemi. Pertama adalah kolaborasi. "Kalau kita ngomong industri 4.0 atau 5.0, tanpa kolaborasi bukan apa apa. Dan industri Mice ini bisa tumbuh maksimal jika kolaborasi seluruh stakeholder terkait terbangun dengan kuat, dengan pemerintah dan semua pengusaha lain yang terkait," ujar Adik Dwi Putranto saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) IX Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia DPD Jawa Timur di Surabaya, Kamis (2/2/2024).
Kedua peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan skill tenaga kerja di sektor Mice dinilai sangat penting karena industri Mice adalah industri jawa yang erat kaitannya dengan layanan. "Harus ada kemampuan lebih karena Mice adalah industri layanan. Misalnya saat mengadakan pameran, maka pelaku industri Mice tidak hanya dituntut untuk bisa melaksanakan kegiatan dengan sukses tetapi juga harus bisa mendatangkan pembeli. Dan terakhir, penggunaan teknologi juga harus diperhatikan," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Hudiyono juga memperkirakan industri ini bakal tumbuh lebih baik seiring dengan besarnya target kunjungan wisata yang ditetapkan pemerintah.
"Target kunjungan wisatawan Indonesia hampir 1,2 miliar wisatawan asing dan domestik. Dan Jatim hampir 38 juta wisatawan. Beberapa event yang disiapkan pemerintah provinsi Jatim dan kabupaten kota sudah sangat banyak dan mewarnai ekosistem pariwisata. Apalagi ibu Gubernur sudah membuat keputusan tentang desa wisata. Ini salah satu peluang bagi pelaku Mice untuk banyak melalukan inovasi dan kolaborasi," ungkap Hudiyono.
Semua potensi tersebut harus dirangkai dan dikuatkan dalam grand desain program pariwisata yang akan menjadi jejaring. "Harus ada kolaborasi di industri Mice. Ada 580 desa wisata yang sudah ditetapkan. Harapan kami, Asperapi akan melakukan peningkatan SDM di daerah sehingga kualitas event daerah terstandar," katanya.
Sementara itu, Ketua Asperapi Jatim terpilih, Yusuf Karim Ungsi mengatakan bahwa Asperapi akan fokus meningkatkan kegiatan Mice dengan mendatangkan wisatawan yang non leaser. Seperti kegiatan dinas atau kegiatan-kegiatan yang selama ini pengeluarannya lebih besar 80 persen dibanding wisatawan leaser.
"Kalau wisatawan leaser, pasti saat week end, uang terbatas. Kalau wisatawan Mice, datang sudah dibayari kantornya. Dikasih fasilitas sehingga spanding besar. Ujungnya ke multiplayer effect, restoran rame, hotel rame sehingga ekonomi bisa terangkat," kata Yusuf.
Agar industri Mice Jatim terdongkrak, Asperapi Jatim mengajak semua pihak untuk mengkampanyekan gerakan "Bikin Mice di Jatim Saja". "Bisa dibayangkan jika dokter se Indonesia kumpul di Jatim, NU se Indonesia kumpul di
Sidoarjo, notaris seluruh Indonesia kumpul di Surabaya, pasti roda ekonomi akan cepat bergulir, juga membuka lapangan pekerjaan," ungkapnya.
Melalui berbagai langkah yang telah dan akan dilakukan, Asperapi berharap industri Mice akan cepat bangkit hingga di 2024 kinerjanya bakal kembali seperti sebelum pandemi.
"Saat ini industri Mice memang sudah bangkit, tetapi masih jauh dibanding 2018/2019. Kita berharap 2023 bakal tumbuh positif. Perkiraan kami bisa tumbuh sebesar 20 persen dibanding tahun lalu dan mudah-mudahan pada 2024 nanti bisa kembali seperti sebelum covid," pungkasnya.(*)