SURABAYA, Kamis (1/12/2023): Tak hanya berhasil membuat kesepakatan peningkatan kinerja sektor perdagangan, lawatan Kamar Dagang dan Industri ( Kadin) Jawa Timur bersama Pemerintah Provinsi Jatim ke Saudi Arabia juga membuahkan kerjasama penempatan tenaga migran Indonesia profesional di tanah kelahiran Nabi Muhammad tersebut.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dam Direktur Kadin Institute Nuril Indah Susanti bersama Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) Jatim Ayub Basalamah serta perwakilan APJATI di Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad yang juga ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim tersebut mengatakan bahwa selama ini, tenaga migran Indonesia didominasi oleh sektor domestik. Padahal kebutuhan tenaga profesional di arab saudi sangat besar.
"Kebutuhannya sekarang mencapai 8 juta skill worker di sejumlah bidang, diantaranya bidang pariwisata dan hospitality, bidang kesehatan serta bidang konstruksi," kata Nurul saat dikonfirmasi dari Surabaya, Kamis (1/12/2023).
Dalam pelaksanaannya, Kadin Institute bekerjasama dengan Pengusaha Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan Agency di Saudi Arabia untuk bersama-sama meningkatkan kualitas SDM. Kerjasama dan sinergi yang dilakukan adalah pada peningkatan skill. Karena tenaga profesional atau skill worker yang dikirim harus memilki kompetensi sesuai bidang yang di butuhkan di Negara Saudi Arabia,.
"Saat ini di Saudi Arabia membutuh tenaga kerja pada sektor konstruksi, kesehatan dan pariwisata. Tentu sebelumnya, tenaga kerja ini akan dibekali dengan pelatihan sesuai kompetensinya, bahasa negara tujuan dan budaya serta sertifikat kompetensi dari BNSP melalui LSP. Nah, untuk pelatihan dan sertifikasi akan dilaksanakan oleh Kadin Institut, bekerjasama dengan sekitar 45 LSP," ungkapnya.
ia menegaskan, peningkatan skill tenaga migran Indonesia harus ditingkatkan seiring dengan akan dibukanya kembali pengiriman tenaga kerja ke negara tersebut. "Melalui Kerjasama ini, kami berharap pekerja migran Indonesia akan lebih banyak di tenaga profesional dibanding domestik," pungkasnya.(*)