Ikuti Misi Dagang Jatim-Sulsel, Kadin Jatim jalin kerjasama peningkatan teknologi industri

SURABAYA, Jumat (18/11/2023): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur secara konsisten mengikuti agenda Misi Dagang yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan berbagai provinsi lain demi mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Pada misi dagang Provinsi Jatim dengan Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar pada Kamis (17/11/2023), Kadin Jatim mengikutkan lima perusahaan anggotanya yang ada di Surabaya dan Sidoarjo. Ke-5 perusahaan tersebut adalah PT Nawastu produsen Wood dan pelet, PT Hamurti Narasing produsen geotekstil dan geoproteks, PT Satriya Abadi Buana, eksportir arang kayu dan batok kelapa, CV Properus Bersama, produsen mie kering, garam konsumsi dan sambal saos serta PT Rum Seafood, produsen ikan beku.

Wakil Ketua Umum Bidang Kerjasama dan Jaringan Usaha Antar Provinsi Kadin Jatim Diar Kusuma Putra mengatakan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan adalah provinsi yang memiliki potensi sangat besar. Terlebih pelabuhan Sulsel dan Jatim berhadapan langsung.

Ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan seiring dengan perubahan dunai usaha yang mengalami berbagai diversifikasi. Selain kerjasama perdagangan, peluang kerjasama juga ada dalam peningkatan teknologi industri.

"Contohnya wood pelet, ini adalah produk baru yang terbuat dari limbah pabrik kayu yang diproses dan dipadatkan. Wood pelet ini bisa menjadi alternatif pengganti pembakaran karena harganya sangat murah," kata Diar Kusuma Putra saat dikonfirmasi, Surabaya, Jumat (18/11/2023).

Ia kemudian menjelaskan, dalam proses pembakaran, satu kilogram wood pelet setara dengan 2 liter solar. Padahal harga satu kilogram wood pelet hanya sekitar Rp 3.000 per kg. Sedangkan harga solar industri saat ini mencapai Rp24.450 per liter.

"Kalau penggunaan solar dalam pembakaran diganti dengan wood pelet, maka efisiensi bahan bakar sangat besar sekali. Nah, di Sulsel bahan baku wood pelet sangat banyak dan sudah ada perusahaan wood pelet disana, tetapi masih tradisional. Oleh karena itu PT Nawastu sebagai anggota Kadin Jatim berkomitmen menjalin kerjasama transfer teknologi dengan perusahaan wood pelet disana," tandasnya.

Nantinya, akan ada kajian lebih jauh setelah kedua belah pihak melakukan penelitian dan penjajakan lebih lanjut. "Intinya, nanti dari PT Nawastu akan mengirimkan mesin untuk membantu peningkatan teknologi industri wood pelet yang ada di Sulsel," tegas Diar.

Terkait hasil transaksi perdagangan dalam misi dagang Jatim dengan Sulsel yang berhasil dibukukan oleh anggota Kadin Jatim menurut Diar juga cukup bagus. Dari lima perusahaan diatas, yang berhasil menjalin kerjasama perdagangan adalah PT Satriya Abadi Buana dengan nilai transaksi sebesar Rp 10,08 miliar per tahun dan PT Rum Seafood sebesar Rp 13,4 miliar dalam dua tahun.

Sementara data Pemprov Jatim menunjukkan, misi dagang Jatim dengan Sulsel secara umum diikuti sebanyak 46 pelaku usaha asal Jatim dan 100 pelaku usaha asal Sulsel dengan total transaksi yang berhasil dibukukan sebesar Rp 240 miliar.

Sejauh ini, hubungan perdagangan antara Jatim dengan Sulsel sudah terjalin dengan baik. Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, nilai pembelian (bongkar) dari Sulsel ke Jatim sebesar Rp 432,66 miliar. Sedangkan total nilai penjualan (muat) dari Jatim ke Sulsel adalah Rp 4,86 triliun. Sehingga Jatim mengalami Surplus dengan Sulsel sebesar Rp. 4,43 triliun. Jatim juga berkontribusi sebesar 1,68 persen terhadap total nilai penjualan Sulsel dan berkontribusi sebesar 22,13 persen terhadap total nilai pembelian Sulsel.

Sulawesi Selatan selama ini menyuplai beberapa komoditas utama seperti antara lain Cerutu, Pasta Mentah, Jagung pipilan, Kertas, Minuman Kalori, Roti, Biskuit dan Wafer, Minyak Kelapa, Coklat, Minyak Kelapa Sawit, dan Bahan Bangunan dari Logam ke Jawa Timur. Sebaliknya Jawa Timur banyak menyuplai komoditas Minyak Kelapa Sawit Mentah, Jagung, Gula Murni, Buah yang mengandung minyak, Lada, Bawang Bombay, Bahan Nabati, Udang, Kacang Mete, Mesin Bubut ke Sulawesi Selatan.(*)