Perkuat kolaborasi, Kadin Jatim fasilitasi tiga lembaga ini lakukan link and super match pendidikan vokasi

SURABAYA, Selasa (11/10/2023): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur terus melakukan percepatan program revitalisasi pendidikan vokasi di Jawa Timur. Kali ini, melalui Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakam di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (11/10/2023), Kadin Jatim berupaya memperkuat kolaborasi antara tiga lembaga, yaitu pemerintah, dunia usaha dan industri serta dunia pendidikan.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Kadin Institute, perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jatim, puluhan industri besar di Jatim diantaranya PT Bambang Djaja, PT Maspion, PT Sinko Prima Alloy, PT HM Sampoerna, PT Indospring Tbk., PT Mayora Indah Tbk., PT Indo Bismar, PT Kepuh Kencana, Jatim Park Group, Apindo Jatim, Inkindo, Hapi serta Politeknik Negeri Malang (Polinema).

Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa selama ini, beberapa lembaga tersebut telah berkontribusi dalam pelaksanaan vokasi melalui program masing-masing dinas. Sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.

"Melalui pertemuan ini, kami ingin mempertemukan semua pihak. Dinas Ketenagakerjaan punya program magang baik dalam maupun luar negeri, Disperindag juga memiliki program vokasi, dan Dinas Pendidikan juga sama. Ini kita pertemukan dengan industri dan perguruan tinggi. Sehingga nantinya, program mereka bisa kita kolaborasikan dan bisa terjalin link and super match. Ini adalah langkah awal agar kolaborasi semakin erat," tegas Adik Dwi Putranto.

Adik menegaskan, dari diskusi bersama tersebut akhirnya diketahui jika ada sejumlah problematika yang harus dicarikan solusinya. Diantaranya lemahnya softskill yang dimiliki lulusan SMK dan PT serta kurangnya informasi tentang keahlian yang dibutuhkan industri sehingga terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dengan kebutuhan industri.

"Tetapi pada prinsipnya, teman industri siap menerima pemagangan dengan syarat sebelum ada pemagangan harus ada kesesuaian antara kurikulum dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau SKKNI. Dan tadi juga diungkapkan bahwa teman industri siap menjadi dosen tamu, khususnya untuk kewirasuahaan," terangnya.

Wakil Direktur Bidang kerjasama dan Pengembangan Politeknik Negeri Malang atau Polinema, Ratih Indri Hapsari mengatakan bahwa pihaknya sangat berterimakasih atas dukungan Kadin Jatim terhadap percepatan program revitalisasi pendidikan vokasi, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam Perpres nomor 68 tahun 2022.

"FGD untuk harmonisasi kurikulum antara perguruan tinggi vokasi dengan industri dan pemerintah yang difasilitasi Kadin Jatim ini sangat kami butuhkan karena akan lebih efektif. Kami bisa langsung berkomunikasi dengan industri dan pengusaha dalam rangka link and super match pendidikan vokasi sehingga bisa diharapkan dapat mendukung program pemerintah tentang revitalisasi pendidikan vokasi," ungkap Ratih Indri Hapsari.

Dunia Pendidikan, lanjutnya, sangat mendukung program pemerintah terkait revitalisasi pendidikan vokasi dengan membangun sinergi antara perguruan tinggi, pengusaha dan pengambil kebijakan atau pemerintah. "Sehingga kami bisa saling bersinergi yang akan membentuk orkestra untuk mencapai keselarasan antara peruguran tinggi dengan industri dalam rangka mendukung pembangunam nasional," katanya.

Pada kesempatan yang sama, CEO PT Indo Bismar Siswanto menegaskan bahwa program pendidikan vokasi memang sangat bermanfaat bagi anak didik di SMA Double Track, SMK, SLB, ataupun PT. "Melalui program ini, sebelum menerima ijazah, diharapkan bisa diterima di perusahaan. Jadi bisa langsung kerja dan tidak menambah pengangguran. Ini gunanya kolaborasi dunia industri dengan pendidikan. Dampaknya bagus sekali karena Kadin menfasilitasi," ujarnya.

Saat ini, ada ribuan siswa yang telah melakukan pemagangan di perusahannya. Dan dalam setiap hari, ada sekitar 160 anak yang magang. Tahap awal, mereka akan dididik tentang softskill atau karakter selama dua minggu, dikenalkan tentang bagaimana dunia usaha dan lainnya. "Mereka kami didik tentang karakter karena dari survei yang ada, ternyata kelemahan lulusan SMK dan PT lebih banyak yang terkait softskillnya, setelah itu mereka juga kami perkuat kompetensinya, bagaimana membuka usaha dan menjadi enterpreneur yang luar biasa," terang Siswanto.

Selain menerima pemagangan, ia juga membuka diri untuk diundang menjadi dosen dari praktisi industri. Hal ini dinilai penting karena sebagai praktisi, ia telah mengalami jatuh dan bangun dalam membangun usaha. "Datangkan kami sebagai dosen untuk memotivasi agar anak-anak terbuka menjadi enterpreneur yang handal. Datangkan kami sebagai guru mengajar," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara Kadin Intitute dengan Yayasan Indonesia Tionghoa Culture Center ( ITCC) Surabaya tentang kerjasama Beasiwa dan MoU antara Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dengan PT Indo Bismar terkait Praktisi mengajar, dosen mengajar di industri serta Pemagangan Mahasiswa di dunia industri. Sedangkan MoU Kadin institute dan PT Indo Bismar meliputi pelatihan dan Sertifikasi Kompentisi.(*)