SURABAYA, Jumat (12/8/2023): Plt. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Djumadi menegaskan bahwa perkebunan yang memiliki komoditas bisnis akan mampu menjadi balancing payment ditengah ketidakpastian pasar global.
"Perkebunan yang komoditasnya adalah bisnis, komoditi ekspor kita harapkan bisa meningkatkan balance payment kita, baik gula, tembakau, kopi dan kakao. Apalagi gula juga menjadi supporting di industri manufaktur," ujar Djumadi saat membuka acara "Gebyar Komoditi Perkebunan" dengan tema "Sinergitas pemulihan ekonomi melalui penguatan pangan, pengembangan sektor agro yang berdaya saing" dalam rangkaian InaGRO Expo 2022 di Grand City Convention Hall, Jumat (12/8/2023).
Sejauh ini, lanjutnya, sektor perkebunan di Jatim mang memiliki potensi yang cukup besar, begitu juga dengan kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jatim
"Kita sudah impresif di triwulan II/2022 sebesar 5,47 persen, termasuk sektor pertanian ini yang memberikan kontribusi besar di Jatim, yaitu 11,96 persen termasuk di dalamnya produk unggulan perkebunan yang kinerjanya juga cukup tinggi dan nilai tukarnya juga relatif bagus," tandasnya.
Sektor perkebunan, lanjut Djumadi, juga telah berikan dampak nilai tambah pada industri manufaktur, dimana manufaktur Jatim saat ini kontribusinya mencapai 30 persen dan hampir 50 persen adalah industri Mamin dan tembakau.
"Artinya, komoditi primer di perkebunan menjadi kuat karena market drivernya ada di manufaktur, termasuk valuenya sudah business to customer. Kita melihat apa yang diproduksi oleh perkebunan, market drivernya akan masuk di perkebunan, terutama di sektor Mamin dan tembakau. Sehingga acara seperti ini akan mentriger ketika kita akan recovery," kata Djumadi.
Event seperti "Gebyar Komoditi Perkebunan" yang ada dalam rangkaian InaGRO Expo 2022 akan menjadi momentum yang baik sehingga akan mentriger pasar, terutama market domestik yang masih cukup baik. Saat ini, lanjutnya, indeks daya beli masyarakat Jatim masih diangka 5,9 persen hingga 6 persen di Triwulan 2.
"Artinya, masyarakat masih kuat untuk belanja karena inflasi kita juga masih terjaga, dibawah 4 persen sampai Juli. Sehingga di akhir 2022 kita masih on target di 2022 dan optimis pertumbuhan ekonomi kita akan mencapai 5 persen," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Jatim Heru Suseno menegaskan bahwa potensi sektor perkebunan Jatim sangat besar dengan dengan empat komoditi unggulan, yaitu kopi, kakao, tebu dan tembakau.
"Ini adalah komoditi perkebunan yang menjadi konsen kami baik produktifitas, produksi maupun daya saing. Dan gelaran ini memiliki berbagai tujuan yang ingin kita capai. Salah satu tujuannya adalah untuk memperluas jaringan pasar baik domestik maupun global. Kami juga memberikan tampilan teknologi pertanian terbaik dengan pengolahan-pengolahan dalam hilirisasi perkebunan," kata Heru.
Ada sekitar 20 kabupaten kota di Jatim yang ikut dalam gelaran ini, juga ada lembaga yang menampilkan berbagai teknologi pengolahan kakao, juga ada beberapa asosiasi perkebunan.
Selain dengan menggelar pameran, ada banyak hal yang telah dilakukan Dinas Perkebunan Jatim untuk meningkatkan produksi dan produktifitas komoditas perdagangan. Pertama dengan memperluas lahan, melakukan pendampingan bagaimana melakukan proses produksi pada posisi tanam. "Ada beberapa sarana produksi, misal pupuk dan obat-tan, juga benih harus unggul dan tersertifikasi. Selain itu juga ada pasar yang harus terus diperbesar," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa sejauh ini Kadin memiliki komitmen kuat untuk mendorong kinerja sektor agro, termasuk dalam hal ekspor komoditas pertanian, perikanan dan perkebunan.
"Harapan kami event ini akan memacu ekspor komoditas perkebunan, pertanian dan perikanan. Event ini juga menjadi tempat petani mendapat pencerahan terkait alih teknologi. Banyak petani yang datang ke sini, melihat teknologi tepat guna. Pada bulan depan, kami akan mengajak mereka untuk mengikuti pameran di Bangkok," pungkas Adik.(*)