SURABAYA, Rabu (31/1/2024): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur kembali menggelar pelatihan Master Trainer yang akan bertugas melatih Pelatih Tempat Kerja. Langkah ini sebagai wujud dukungan Kadin Jatim dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Pelatihan yang diikuti oleh 35 orang perwakilan dari industri dan lembaga pendidikan dilaksanakan selama 6 hari, dari hari Senin (22/1/2024) hingga Sabtu (27/1/2024) dan dilanjutkan assesmen selama 2 hari, Minggu (28/1/2024) hingga Senin (29/1/2024). Kegiatan ini adalah kerjasama antara Kadin Jawa Timur dan Kadin Institute yang didukung oleh IHKTrier Jerman, S4C Swisscontact dan TSR GIZ Jerman.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan bahwa pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia saat ini terus diperbaiki seiring dengan diberlakukannya Perpres 68/2022 tentang revitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia dengan melibatkan Kadin.
"Dalam pelaksanaannya, posisi Kadin menjadi sentral karena akan menjadi penentu keberhasilan program tersebut. Sebab untuk merevitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia harus dibangun link and super match antara dunia usaha dan dunia industri (Dudi) dengan dunia pendidikan," kata Adik Dwi Putranto.
Agar pelaksanaan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan mampu menciptakan tenaga kerja yang unggul dan berdaya saing maka harus disiapkan pula Master Trainer yang berkompeten.
"Master Trainer inilah yang akan memberikan bimbingan dan pelatihan kepada pelatih tempat kerja yang akan mendidik siswa yang mengikuti program pemagangan atau Pakerin di industri yang bersangkutan," tandasnya.
Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti, yang bertindak sebagai Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa saat ini sumber daya manusia (SDM) merupakan hal terpenting yang menjadi salah satu fokus untuk dikembangkan.
"Karena di tahun 2030/2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah usia produktif lebih besar dibanding usia non produktif," katanya.
Ia menambahkan bahwa target utama yang ingin di capai di tahun 2045 adalah meraih Indonesia Emas ketika Indonesia mendapatkan bonus demografi. Untuk itu diperlukan program-program untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi dan salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator Program Kemitraan Vokasi IHK (Kadin Trier Jerman) Andreas Gosche menyampaikan bahwa peserta pelatihan master trainer sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. "Master trainer ini akan menjadi penentu keberhasilan program Vokasi," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat BPSDMI Jonni Afrizon menyampaikan bahwa program kerjasama beberapa pihak ini ditujukan untuk meningkatkan SDM guna menyongsong Indonesia emas. "Karena bonus demografi akan menjadi peluang baik apabila mampu memanfaatkan. Jadi perlu akselerasi peningkatan SDM yang dapat diterima industri, sehingga tercipta industri nasional yang tangguh dan berdaya saing," ujar Jonni Afrizon.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi industri dan pendidikan menjadi kunci sukses pelaksanaan Vokasi. "Master Trainer sebagai ujung tombak dalam mencetak Pelatih tempat kerja sebagai instruktur di industri. Kolaborasi yang sudah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan program kerjasama yang lebih besar lagi," pungkasnya.(*)