SURABAYA, kabarbisnis.com: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengajak pengusaha Jatim yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur untuk memperkuat kolaborasi dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan dukungan penuh terhadap penerapan pendidikan vokasi sistem ganda.
 "Saya sangat tertarik dengan lirik hymne Apindo yang menyatakan bahwa tugas Apindo adalah meningkatkan produktifitas kinerja. Untuk itu kami Kadin Jatim mohon dukungan dan supportnya terkait program bagaimana meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang akan bekerja di industri. Sebab jika tenaga kerja berkompeten, maka akan bisa meningkatkan kinerja industri yang bersangkutan," ujar Adik saat menghadiri Musyawarah Provinsi (Muprov) ke-XI Apindo Jatim di Surabaya, Jumat (21/1/2024) malam.
Peningkatan SDM tersebut sangat penting mengingat saat ini dunia usaha dan industri tengah berjuang dan berbenah dari hantaman pandemi Covid-19 dan terjadinya disrupsi digital. Revolusi digital bukan lagi sekedar kebutuhan tapi sudah menjadi tuntutan untuk bisa bertahan dalam pengembangan usaha.
"Revolusi Digital menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) professional yang unggul, bukan hanya secara teknis keahlian tapi juga tentang komitmen, etos kerja dan sikap kerja atau attitude. Bukan lagi hanya Hard Skill berupa kompetensi keahlian dan kompetensi metodik, tapi soft s kill berupa kompetensi individu dan kompetensi sosial menjadi prioritas," ujarnya.
Dan untuk mencetak SDM professional yang ungul perlu dibentuk dengan terjun langsung dalam industri yang nyata sehingga kompetensi bisa tercapai. Siswa di sekolah kejuruan ataupun mahasiawa harus sudah dikenalkan budaya perusahaan melalui pendidikan vokasi sistem ganda. Sehingga ketika nantinya dunia usaha dan dunia industi (DuDi) membutuhkan, mereka sudah siap memasuki dunia kerja sesuai kebutuhan baik hard skill maupun soft skill.
Namun pada kenyataannya, seringkali hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industry  belum ada kecocokan atau keselarasan sesuai yang diharapankan. Magang industri masih sering dianggap sekedar kewajiban, bahkan beban bagi perusahaan. Hal ini perlu disiapkan, direncanakan, dilaksanakan dan diselesaikan dalam program bersama antara DuDi dan dunia Pendidikan agar memberikan nilai lebih dan manfaat bagi semua pihak khususnya industri.
Apalagi pemerintah melalui program Super Tax Deduction telah memberikan dukungan berupa insentif pajak sampai 100 persen hingga 200 persen untuk perusahaan yang telah melakukan vokasi di perusahaannya.
"Untuk itu mari kita bersama-sama berperan serta dalam membetuk SDM professional yang unggul untuk kepentingan bersama, khususnya untuk industri kita sendiri. Dalam hal ini Kadin Jatim telah bekerjasama dengan dua lembaga dari Jerman yaitu IHK (Kadin) Trier Jerman dan The Deutsche Gesellschaftfür Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dalam Kerangka Kerja TVET System Reform(TSR) atau pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia," pungkas Adik.