SURYA.co.id | SURABAYA - Ketua Umum Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan
bahwa efisiensi melalui transformasi digital menjadi salah satu cara
industri manufaktur untuk bisa bertahan saat menghadapi krisis.
"Industri manufaktur di Jatim ini sangat
besar, kontribusinya terhadap nasional mencapai 23,41 persen. Ini harus terus
dipertahankan dan ditingkatkan melalui transformasi digital, terlebih disaat
resesi membayangi dunia," kata Adik saat dialog bertajuk Industrial
Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing: Drive Business
Efficiency and Profitability Through Powerful Solutions di Surabaya, Kamis
(27/10/22).
Salah satu industri manufaktur Indonesia yang memiliki
potensi besar adalah industri otomotif, dimana industri ini terus
mengalami pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Di tahun 2017,
kelas menengah Indonesia mencapai 22 persen. Saat ini hingga 5 tahun kedepan
diproyeksikan akan mencapai 30 persen dan di tahun 2050 bakal menjadi 50
persen.
"Ini peluang untuk bisnis otomotif karena kelas
menengah banyak. Jika transportasi umum belum tersedia dengan baik, pasti akan
mengarah ke sana. Apalagi infrastruktur sudah bagus, jalur tol sudah
tersambung. Bahkan saat event GIAS di Jakarta, seolah-olah kita tidak
menghadapi krisis karema transaksi sangat bombastis, triliunan rupiah termasuk
mobil listrik," katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, industri manufaktur
otomotif memang menjadi salah satu industri strategis nasional. Secara
nasional, pada kuartal kedua tahun 2022, manufaktur otpmotif telah mengalami
pertumbuhan sebesar 7,35 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan
industri secara umum yang mencapai 4,33 persen. Sementara jumlah industri
perakitan kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 21 industri dengan total
investasi sebesar Rp 140 triliun. Dari investasi terbesar, 83,3 persen dari
Jepang, sisanya dari Korea Selatan, China, dan Uni Eropa serta dalam
negeri
Meski demikian, ada banyak tantangan yang harus dihadapi,
salah satunya adalah isu perbaikan proses manufaktur dan isu pengurangan emisi
gas karbon. Hal ini harus ditangkap oleh pelaku bisnis otomotif dengan
melakukan transformasi digital dan penggunaan teknologi canggih.
"Hal yang paling esensial dari adanya transformasi
digital adalah bergesernya industri manufaktur manual ke industri manufaktur
dengan sistem mobile," tandasnya.
Ketua Kadin Surabaya Ali Affandi LaNyalla M.M, juga menyatakan
harus ada strategi tepat yang dilakukan oleh pelaku industri manufaktur,
khususnya otomotif untuk bisa memenangkan persaingan.
"Tantangan kedepan tidak mudah. Karena Indonesia ini
adalah pasar potensial, maka luar negeri juga memperebutkannya. Bahkan Presiden
Jokowi mengatakan tahun depan adalah tahun gelap. Harus ada siasat dan
strategi, salah satunya ya efisiensi melalui transformasi digital dan
penggunaan teknologi tinggi," tandasnya saat menjadi moderator dalam
kegiatan tersebut.
Transformasi digital, lanjutnya, memiliki kerangka kerja
yang membantu perusahaan untuk meningkatkan performanya, diantaranya adalah
membangun kapabilitas sistem operasional, kepemimpinan yang efektif mendorong
pembentukan budaya internal yang Baru.
"Inti dari transformasi digital dalam bisnis adalah
kesadaran atas perubahan budaya akibat kemajuan teknologi dan bagaimana
teknologi bisa membantu meraih peluang bisnis. Oleh karena ini, setiap bagian
perusahaan perlu memahami arus informasi internal dan eksternal," tegas
Ali Affandi yang akrab disebut mas Andi.
Country Manager Epicor Indonesia Adhi Firmansyah
mengatakan bahwa Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing yang
digelar kali ini ditujukan untuk mengedukasi market Jatim tentang
pentingnya transformasi digital di era 4.0.
"Industri manufaktur di sini sangat besar dan
sekarang Jatim sudah mulai ada saingannya yaitu Jateng. Maka Jatim harus
melakukan efisiensi proses agar menjadi market yang kompetitif untuk bisa
bersaing. Dan Epicor sangat serius dalam mengembangkan market. Kami juga sudah
berpartner dengan UB Malang untuk sumberdaya manusia masa depan di Jatim,"
ungkap Andhi Firmansyah.
Saat ini, ada sekitar 30.000 customer yang telah
menggunakan produk teknologi Epicor di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir
jumlah customer Epicor di Indonesia mencapai 150 Industri besar dan
menengah. "Kali ini kami fokus melakukan edukasi kepada industri
manufaktur otomotif karena proses didalam manufaktur otomotif lebih kompleks
dan general, bisa mewakili beberapa proses, misalnya manufaktur plastik, manufaktur
baja dan konfigurasi mesin. Dan sebenarnya salah satu fokus Epicor ini di
industri otomotif, industri mesin, plastik, karet dan pabrik logam,"
katanya.
Ia menandaskan, transformasi digital bagi industri
manufaktur dalam negeri sangat penting karena Indonesia memiliki sumberdaya
yang sangat besar, baik untuk material ataupun market atau konsumen. Tetapi
dari sisi lain, karena Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik, maka
kompetitor dari negara lain masuk.
"Saat kompetitor masuk, mereka sudah menyiapkan
teknologi. Jadi kita memang harus memberikan peringatan agar perusahaan
tersebut lebih siap menghadapi tantangan bisnis sehingga mereka harus mengerti
bagaimana proses yang benar agar bisa mengembangkan perusahaannya menjadi lebih
efisien," tegas Andhi Firmansyah.
Apalagi industri manufaktur otomotif masuk pada industri
strategis nasional dimana pemerintah telah menekankan agar industri ini
melakukan transformasi digital untuk bisa bersaing di market global. "Di
industri otomotif Indonesia, sudah mulai melakukan transformasi karena
kompleksitas bisnisnya kompleks sekali sehingga mereka konsen ke sana sebab
melalui transformasi digital maka akan lebih efisien dan bersaing,"
pungkasnya.