Kadin Jatim percepat skillup kurator produk UMKM

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur berupaya menfasilitasi Kurator Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan (skillup) mereka dalam memeriksa produk UMKM.

Oleh karena itu, Kadin Jatim telah melakukan koordinasi dengan sejumlah perusahaan untuk membantu UMKM mengkurasi produk mereka melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) agar kurator baru tersebut bisa melalukan tandem dengan kurator ahli saat melakukan kurasi produk UMKM tersebut.

"Untuk kurator yang belum memperoleh sertifikat kurasi dari BNSP, kami sudah dapatkan datanya dan mencarikan solusinya. Kami telah melakukan koordinasi dengan sejumlah perusahaan yang mau membantu UMKM untuk mengkurasi produk mereka sehingga kurator yang belum mendapatkan sertifikat bisa melakukan tandem untuk belajar," ungkap Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat Sosialisasi Tugas Kurator dan Pelaksanaan Tandem Kurator secara daring, Rabu (6/10/2023) malam.

Lebih lanjut Adik menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 152 kurator di seluruh Jatim yang terdiri dari 40 kurator inti dan 112 kurator tandem. Kurator tandem adalah kurator yang telah mengikuti pelatihan dan sertifikasi kurator produk UMKM yang masih belum memiliki pengalaman sehingga sertifikat mereka masih belum diberikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Jika kurator baru tersebut telah melakukan skillup melalui tandem, maka BNSP akan memberikan sertifikat mereka karena dinilai telah miliki keahlian. Ketika mereka telah memiliki sertifikat, maka kurator tersebut bisa membantu teman, keluarga ataupun UMKM yang ada di sekitarnya untuk mengkurasi produk yang mereka hasilkan.

"Untuk bisa mengkurasi butuh pengalaman. Dan pengalaman itu bisa diperoleh jika mereka melakukan tandem dengan kurator inti saat mereka mengkurasi produk UMKM. Tandem itu tujuannya untuk men-skillup keahlian mereka. Tetapi tidak banyak UMKM yang mampu mendaftarkan produk mereka untuk dikurasi karena keterbatasan pendanaan," tandasnya.

Adik mengungkapkan, saat mengkurasi produk, Kurator harus melakukan dokumentasi, termasuk pengambilan gambar atau foto yang akan dibuat sebagai buku panduan. "Kalau bukunya sudah punya, ini kita bisa bawa kemana-mana. Syukur-syukur pemerintah membiayai agar UMKM di Jatim dan luar Jatim mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Karena kita menjadi kurator itu bukan untuk kita sendiri tetapi untuk teman-teman UMKM," tegas Adik.

Direktur Rumah Kurasi Setyohadi mengungkapkan, bahwa Rumah Kurasi didirikan secara serius dan sertifikat dari BNSP tidak akan dikeluarkan selama para kurator yang sudah dibiayai ini belum tandem.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan kurasi produk diantaranya adalah tentang kualitas produk, legalitas dan packaging. Selian itu juga tentang ekosistem perusahaan, mulai dari manajemen bahan baku produksi, keuangan, pemasaran dan entrepreneurship.

"Karena kurasi itu teknis cara penilaian dan sangat penting untuk diseragamkan sehingga memiliki standar yang sama. Kurator di bawah Kadin Jatim ini harus kompeten dan profesional sehingga ada banyak perangkat yang harus dipenuhi," tegas Setyohadi.

Terlebih keberadaan kurator produk UMKM ini cukup penting mengingat upaya Kadin Jatim untuk meningkatkan kualitas produk UMKM juga sangat besar agar layak masuk pasar tradisional dan ekspor. Sehingga tugas kurator nantinya tidak hanya meneliti produk tetapi juga mendampingi UMKM.

"Selain itu, kami juga dimintai untuk membantu mendampingi desa devisa. Sehingga kurator tidak hanya mengkurasi tetapi juga mendampingi dan mencarikan solusi," terang Setyohadi.

Rumah Kurasi, tegasnya, memiliki harapan besar kepada para kurator agar bisa berkomunikasi dengan sumber di daerah masing-masing karena target di tahun 2023 Rumah Kurasi ada di seluruh Kabupaten Kota di Jatim. "Dan harapan kami, konsep kurasi ini bisa masuk di pemerintahan daerah," ujarnya.

Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti menegaskan, Kadin Institute akan berupaya menfasilitasi 112 kurator yang belum melakukan tandem tersebut.

"Itu akan kami atur dan kita usahakan agar mereka juga bisa melakukan tandem sehingga mereka bisa melakukan kurasi secara mandiri. Dan sebelum tandem, mereka akan diberikan pendalaman lagi sehingga pada saat terjun di lapangan sudah percaya diri dan saat melakukan tandem sudah mengerti," terang Nurul.