Bisnis.com, JAKARTA - Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menuturkan
pemerintah memberikan subsidi BBM untuk setiap mobil sebesar Rp19,2 juta per
tahun, sedangkan setiap motor sebanyak Rp3,7 juta per tahun.
Luhut menuturkan subsidi pemerintah
untuk kendaraan mobil dan motor tinggi, dan berpotensi meningkat dengan kondisi
harga BBM yang tinggi. "Saat ini subsidi BBM untuk setiap mobil penumpang
sebesar Rp19,2 juta per mobil setiap tahunnya. Sementara itu, subsidi yang
dikeluarkan untuk sepeda motor yakni Rp3,7 juta per tahun untuk setiap unit
yang ada di Tanah Air," katanya, saat peresmian tampilan baru Grab Electric
di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (12/7/2024).
Dia menuturkan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) sudah meminta untuk melakukan reduksi penggunaan BBM subsidi dan
dialihkan ke kendaraan listrik. Adapun, saat ini pemerintah tengah berupaya
mendorong Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi agar lebih tepat sasaran,
khususnya penugasan jenis solar subsidi dan pertalite.
Pemerintah tengah menggodok revisi
Peraturan Presiden (Perpres) No.191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian
dan Harga Jual eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Saat ini untuk solar subsidi
berdasarkan volume untuk transportasi darat, kendaraan pribadi plat hitam 60
liter per hari.
Kemudian, untuk angkutan umum
orang/barang roda 4 sebanyak 80 liter per hari, sedangkan angkutan umum/orang
roda 6 sebanyak 200 liter per hari. Di sisi lain, upaya alternatif juga
didorong dengan mengalihkan kendaraan dengan BBM ke kendaraan bertenaga
listrik.
Luhut dan beberapa kementerian tengah
mengkaji proyek penyediaan maupun konversi kendaraan bertenaga listrik. Salah
satu lokasi penggunaan kendaraan-kendaraan tersebut yakni di sejumlah destinasi
wisata seperti Bali dan Borobudur.
"Kami mungkin ingin mengusulkan
pembuatan sejumlah pilot project kendaraan EV (electric vehicle) atau kendaraan
listrik, dan itu bisa dikonversi dengam baterai listrik buatan dalam negeri.
Dalam 2,5 tahun apabila bisa kita buat, itu bagus," katanya, pada
kesempatan yang sama.
Dia menegaskan dukungan pemerintah untuk
penyediaan kendaraan listrik, seperti halnya yang dilakukan Grab. Saat ini,
perusahaan penyedia jasa ride hailing itu sudah memilili 8.500 unit kendaraan
listrik di delapan provinsi selama 2019-2022.
"Hanya satu permintaan,
headquarter-nya dipindah kemari lagi. Jangan headquarter di Singapura bikin
duitnya banyak [di Indonesia]. Itu kelapa sawit kita suruh pindah juga semua
biar Indonesia jadi hebat," ucapnya.
President of Grab Indonesia Ridzki
Kramadibrata mengatakan kontribusi 8.500 unit kendaraan listrik yang dioperasikan
saat ini telah berkontribusi menghemat emisi Co2 sebesar kurang lebih 5.000
ton.
"Atau konversi terhadap BBM 2 juta
liter selama ini," jelasnya pada kesempatan yang sama. Ridzki juga
mengeklaim kendaraan listrik yang saat ini beroperasi turut menghemat biaya
operasional mitra pengemudi hingga 25 persen.