Kadin minta Kemenhub tambah penerbangan pesawat kecil di Juanda

Surabaya (ANTARA) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto, meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menambah penerbangan (flight) luar negeri dari Surabaya dan ke Surabaya menggunakan pesawat berbadan kecil atau narrow body kapasitas maksimal 200 orang.

Adik, di Surabaya, Senin, mengatakan, permintaan itu sebagai antisipasi larangan pihak luar negeri untuk mendaratkan pesawat berbadan lebar atau wide body dengan kapasitas penumpang sekitar 314-452 penumpang di Bandar Udara Internasional Juanda.

"Langkah sangat mendesak, mengingat adanya informasi larangan itu, sebab kami mendapatkan aduan dari sejumlah pebisnis dan pengusaha yang tergabung dalam asosiasi anggota Kadin Jatim," ujar Adik.

Adik mengaku tidak tahu secara pasti mengapa ada larangan itu, apakah karena kondisi runway Juanda, namun permintaan itu murni karena adanya hambatan investasi yang masuk ke Jatim.

"Kami hanya ingin penumpang yang telah membeli tiket sampai Juli 2022 untuk pesawat berbadan besar tidak terganggu mendarat di Surabaya, karena mereka mempunyai hubungan investasi," kata Adik.

Adik mengatakan, sejumlah pengusaha yang melakukan perjalanan dari dan ke Singapura menggunakan Singapura Airline menuju Surabaya melaporkan telah terhambat.

Sebab, sejak penerbangan tanggal 4 Juni 2022 ada larangan landing atau mendarat untuk pesawat berbadan lebar di Bandara Juanda, sehingga penumpang dari Singapura tidak bisa langsung ke Surabaya, melainkan diturunkan di Jakarta dan Bali.

"Untuk penumpang selanjutnya menurut informasi akan dialihkan dengan menggunakan pesawat narrow body. Tetapi jumlah pesawat berbadan kecil milik maskapai tersebut terbatas," ucapnya.

Jika penambahan penerbangan untuk maskapai luar negeri dinilai sulit, kata Adik, solusi yang ditawarkan Kadin Jatim adalah maskapai penerbangan Garuda Indonesia harus kembali terbang di rute luar negeri yang dibutuhkan seperti Surabaya-Singapura, Singapura-Surabaya.

"Terlebih saat ini demand penerbangan dengan rute luar negeri juga sangat tinggi. Banyak pebisnis yang telah bersiap untuk melakukan perjalanan bisnis," paparnya.

Adik mengaku, apabila tidak segera dicarikan solusi akan berpengaruh pada ekonomi dan pariwisata Jatim, karena pemerintah saat ini telah berupaya membangkitkan ekonomi pascapandemi COVID-19.

"Kami khawatir jika kondisi ini dibiarkan berlarut akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim, utamanya pariwisata, sebab jumlah wisatawan manca negara yang masuk Jatim sudah mulai membaik dan menanjak naik," tuturnya.

Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, pada bulan April 2022 kunjungan wisman ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda sebanyak 1.468 kunjungan. Kondisi itu, mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi pada bulan Maret 2022 yang hanya sebanyak 57 wisman.