REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Kamar Dagang
dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menyatakan kesiapan memenuhi
tenaga kerja bidang konstruksi yang dibutuhkan Malaysia. Adik dalam keterangan
yang diterima di Surabaya, Rabu (21/12/2023), mengatakan kesiapan itu dia
ucapkan saat bertemu dengan Secetary Gerenal Dewan Perniagaan dan Perindustrian
Kebangsaan Malaysia Michael
Chai.
"Saat ini Malaysia butuh skill worker (pekerja
terampil) di sektor konstruksi sekitar 21 ribu tenaga kerja, nah itu akan kami
penuhi. Bersama Kadin Institute
akan kita siapkan tenaga kerja yang terampil dan bersertifikasi BNSP,"
katanya.
Ia mengatakan Kadin selama ini memang gencar melakukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja melalui
pelatihan dan sertifikasi. Langkah ini dilakukan agar tenaga kerja Indonesia
bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri.
Tidak hanya tenaga kerja dalam negeri, tenaga kerja yang
dikirim ke luar negeri juga harus ditingkatkan. Jika sebelumnya Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang dikirim ke Malaysia yang terbanyak masih di sektor asisten
rumah tangga (ART) dengan gaji rata-rata mencapai Rp4 juta per bulan yang
disesuaikan dengan besaran upah minimum di Malaysia, maka kondisi tersebut
sedikit demi sedikit harus diubah.
"Yang skill worker ini harus ditingkatkan agar
tenaga kerja kita dihargai di negeri orang," ucapnya.
Selain itu, lawatan ke Malaysia tersebut juga digunakan
Adik untuk menarik investasi dari Malaysia ke Jatim. "Kalau investasi,
yang kami tawarkan adalah sektor pariwisata, khususnya untuk sport tourism dan
medical tourism. Kita punya Ijen di Banyuwangi dan kita juga punya Gilli Iyang
di Sumenep yang memiliki oksigen terbersih ke dua di dunia. Itu kita tawarkan.
Apalagi selama ini, banyak sekali wisatawan Malaysia yang berkunjung ke
Indonesia," ujarnya.
Dia mengatakan kerja sama perdagangan Jatim dengan
Malaysia saat ini cukup bagus. Menurut dia, Malaysia adalah mitra dagang Jatim
yangpotensial.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan ekspor
Jatim ke Malaysia pada tahun ini, dari Januari hingga November, mencapai
sekitar 1,708 miliar dolar AS, menjadi negara tujuan ekspor terbesar dibanding
ke negara Asia Tenggara lain. Nilai tersebut naik sekitar 20,44 persen
dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar 1,418 miliar dolar
AS.
"Kerja sama sektor perdagangan ini harus terus
ditingkatkan. Saat misi dagang kemarin, Jatim berhasil membukukan transaksi
sekitar Rp4,87 miliar, pencapaian yang sangat bagus yang nantinya akan bisa
berdampak positif terhadap kinerja ekonomi kita," ujar dia.