Jatim Newsroom- Kinerja sektor pariwisata
Jawa Timur berangsur membaik setelah tiga tahun terhempas pandemi Covid-19. Di
tahun ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi kinerjanya
bakal naik dua kali lipat di banding tahun 2022.
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengatakan,
pandemi Covid-19 memang telah menghantam sektor pariwisata Jatim dengan dangat
keras. Namun pada tahun 2022, sektor ini mulai kembali bangkit dan akan tancap
gas di tahun ini. Sejumlah faktor menjadi pemicu peningkatannya pada
tahun 2023, diantaranya adalah penghapusan Pembatasan Pergerakan Kegiatan
Masyarakat atau PPKM oleh Presiden Joko Widodo sejak akhir tahun kemarin.
"Akan terus membaik. Apalagi presiden sudah mencabut
aturan PPKM. Prediksi kami, sektor pariwisata Jatim pada tahun ini bakal naik
dua kali lipat," kata di Surabaya, Jumat (6/1/2024)
Menurutnya, jumlah wisatawan baik mancanegara maupun
domestik bakal naik signifikan, termasuk MICE (Meetings, Incentives,
Conferences and Exhibitions) juga akan naik. "Di Batu saja, pada tahun
2022 jumlah wisatawan domestik mencapai 7,4 juta wisatawan. Ini menjadi sinyal
bahwa pariwisata kita akan tancap gas pada tahun ini," ujar Adik.
Lebih lanjut ia menegaskan, selain pencabutan aturan PPKM,
turunnya harga tiket pesawat terbang juga berkontribusi besar terhadap kenaikan
jumlah wisatawan mancanegara yang akan ke Jatim.
"Untuk sektor transportasi juga ada penurunan harga,
tiket pesawat turun. Hal ini berdampak sangat bagus dalam meningkatkan
kunjungan wisman karena sebenarnya Jatim miliki banyak destinasi wisata yang
bertaraf internasional seperti Bromo, Ijen dan Gili Iyang," katanya.
Agar kinerja semakin moncer, maka Kadin Jatim akan terus
membantu promosi pariwisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam
negeri, Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim selalu menyelenggarakan kegiatan Misi
Dagang, termasuk promosi pariwisata.
"Begitu juga dengan luar negeri, saat melakukan Misi
Dagang ke sejumlah negara kami selalu mempromosikan pariwisata Jatim. Promosi
juga kami lakukan saat kedatangan tamu atau delegasi dari luar negeri ke kantor
Kadin Jatim" terangnya.
Selain melakukan promosi, Kadin Jatim juga secara kontinyu
mendorong peningkatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten
di titik wisata, khususnya untuk daerah yang sektor pariwisatanya masih baru
berkembang seperti Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Jember,
Madura.
"Kalau di kota wisata seperti Batu dan Banyuwangi,
sudah banyak SDM pariwisata yang tersertifikasi, seperti pemandu wisata. Nah,
ini tetap harus terus ditingkatkan, termasuk untuk destinasi wisatanya apakah
sudah ramah anak atau belum. Karena industri pariwisata ini adalah industri
jasa yang sangat bergantung pada SDM. Kalau SDM-nya tidak siap, sulit bisa
maju," ungkap Adik.
Disisi lain, edukasi masyarakat sekitar objek wisata juga
penting dilakukan, termasuknkepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
bersinggungan langsung dengan wisatawan. UMKM kuliner misalnya, jika berdagang
di area wisata, jangan sampai mematok harga sangat tinggi. "Harus
mencantumkan harga. Jangan sampai wisatawan kecewa dan merasa ditipu karena
harus membayar dengan harga sangat tinggi," terang Adik.
Terkait jumlah kunjungan wisman di tahun 2022, ia
mengungkapkan ada peningkatan sangat tinggi jika dibanding tahun 2021. Data
Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, jumlah wisatawan mancanegara yang
masuk Jatim dari Januari hingga November 2022 tercatat mencapai 48.991 wisman,
naik dibanding tahun 2021 yang hanya 689 wisman. Terbanyak dari Malaysia yang
mencapai 30,86 persen, disusul Singapura sebesar 16,07 persen, Tiongkok 4,30
persen dan Amerika sebesar 3,41 persen.
"Tetapi jumlah tersebut masih jauh dibanding kondisi
sebelum pandemi Covid-19. Pada tahun 2018, jumlah wisman yang masuk Jatim
mencapai 320.529 wisman dan di 2019 sebesar 243.899 wisma. Harapan kami,
dengan pencabutan PPKM, promosi serta peningkatan SDM, kinerjanya akan
berangsur kembali seperti sebelum pandemi agar kontribusinya terhadap ekonomi
Jatim akan terus naik," pungkasnya.