Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi
Putranto mengatakan bahwa pada tahun 2031 Indonesia dihadapkan pada bonus
demografi, di mana usia produktif di Indonesia mencapai 231 juta jiwa.
"Potensi ini jika tidak garap akan bisa jadi
malapetaka. Tugas kita bagaiman 231 juta jiwa ini mempunyai kompetensi dan daya
saing sehingga ini benar-benar menjadi potensi dan bukan menjadi
malapetaka," ujar Adik dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jumat.
Sementara kondisi lulusan SMK dan Perguruan Tinggi saat ini
menurut Adik belum benar-benar memenuhi kebutuhan industri. Kurikulum SMK masih
belum sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
"Ini yang harus dipikirkan bersama. Bahkan lulusan
pendidikan vokasi di Perguruan Tinggi juga masih kursus terkait dengan
sertifikat kompetensi dan harus mengeluarkan biaya lagi," ujarnya.
Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi Miftakul Aziz
membenarkan tentang hal tersebut, bahwa tantangan tenaga kerja Indonesia sampai
saat ini ada dua. Pertama tingkat produktivitas yang masih rendah sehingga
kalah bersaing dengan negara lain. Kedua daya saing yang juga masih rendah.
"Apalagi kita saat ini juga dihadapkan pada sejumlah
tantangan lain seperti apa yang diungkapkan oleh Ketum Kadin Jatim, kita sedang
berada pada era bonus demografi, kita sedang berada pada visi Indonesia maju
SDM unggul. Dan kami percaya, kami optimis bahwa kompetensi menjadi jawaban
dari itu semua, kami meyakini, mustahil ada produktivitas tanpa adanya
kompetensi," kata dia.
"Mustahil ada daya saing tanpa adanya produktivitas.
Maka kompetensi menjadi prasyarat utama kita menjadi Indonesia maju, menuju
Indonesia emas 2045 nanti," tambahnya.
Oleh Karena itu, ia berharap kolaborasi antar stakeholder
terkait akan terus ditingkatkan demi peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja
Indonesia.
Miftakul menuturkan, kolaborasi yang dipercontohkan Kadin
Jatim hari ini harus terus dimaksimalkan. Kolaborasi dari sisi Kadin sebagai
representasi industri, Lembaga Sertifikasi Profesi sebagai penanggungjawab
penjaminan mutu SDM, juga lembaga pelatihan dan pendidikan sekaligus para
pelaku usaha.
"Kalau ini kita berkolaborasi, maka insyaallah akan
menjadi jalan cepat kita untuk memastikan tingkat produktifitas dan daya saing
kita akan terus meningkat di kemudian hari. Sehingga peluang bonus demografi
yang dibarengi dengan potensi Indonesia menjadi negara dari lima negara maju
dunia, maka itu saya kira bukan mustahil untuk kita capai," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti
yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kompetisi global
memang memaksa kompetensi Sumber Daya Manusia di pasar tenaga kerja menjadi
syarat utama. Karena itu ide besar atau muara dari program seperti ini harus
menjadi satu goals, yaitu Indonesia Kompeten.
Untuk itu perlu dijabarkan dengan karakteristik SDM yang
memiliki dua ciri utama. Yang pertama, SDM Indonesia harus kompetitif dalam
karakter, yaitu pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan
entrepreneurship.
Yang kedua, SDM harus kompetitif dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan menguasai the emerging skills, yang mampu
mengisi the emerging jobs, dan inovatif serta mampu membangun the
emerging business. Sebab Indonesia butuh ilmu pengetahuan dan teknologi
yang membuat bisa melompat dan mendahului bangsa lain.
"Kita butuh terobosan-terobosan jalan pintas yang
cerdik, yang mudah, yang cepat. Sekaligus kita butuh SDM unggul yang berhati
Indonesia, dan berideologi Pancasila. Kita butuh SDM unggul yang toleran, yang
berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras,
berdedikasi," ujar LaNyalla.
"Kita butuh inovasi-inovasi yang membalik
ketidakmungkinan menjadi peluang. Yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan
keunggulan. Yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah
kesulitan menjadi kemampuan. Itulah pentingnya kompetensi, yang salah satunya
didorong melalui kegiatan yang kita ikuti hari ini," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kadin Institute Nurul
Indah Susanti mengungkapkan, berdasarkan Perpres nomor 68 tahun 2022 tentang
revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sebagai bentuk implementasi
dari program kerja Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Peningkatan SDM
Kadin Jatim.
Maka Kadin Institute memberikan pelatihan terhadap tenaga
kerja sesuai kompetensi teknis di bidangnya yang ada di dunia industri.
"Kadin Institute bekerja sama dengan Lembaga
Sertifikasi Profesi pihak ketiga di Jawa Timur untuk memastikan hasil dari
pelatihan mencapai kompetensi sesuai bidang dan tentu sesuai dengan kebutuhan
industry agar link and super mach. Pelatihan ini tidak hanya diselenggarakan di
jawa Timur tetapi juga di berbagai daerah dan provinsi lain yang nantinya akan
kita perluas hingga seluruh Indonesia," kata Nurul.